Apa itu Komunitas Belajar?

Apa itu Komunitas Belajar?- Sebagai mana yang sudah diketahui saat ini kemendikbud sudah meluncurkan program Merdeka Belajar dengan beberapa episode, dan Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar sendiri merupakan paket kebijakan Merdeka Belajar Episode Kelima Belas yang diluncurkan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim pada 11 Februari 2022.

Baca juga : Pentingnya Komunitas Belajar dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Istilah Komunitas Belajar muncul sebagai salah satu dari 6 (enam) strategi Kemendikbudristek dalam upaya menciptakan ekosistem belajar yang mendukung terlaksananya Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan. 

Dirjen GTK mengeluarkan Surat Edaran tentang optimalisasi Komunitas Belajar dan panduan optimalisasi Komunitas Belajar.

Dirjen GTK menyebutkan bahwa: 

"Komunitas belajar adalah sekelompok GTK yang belajar bersama, berkolaborasi secara terjadwal dan berkelanjutan dengan tujuan yang jelas serta terukur untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar murid"

Baca juga : Tahapan Siklus Inkuiri Komunitas Belajar Dalam Sekolah

Jenis Komunitas Belajar

  1. Komunitas Belajar dalam sekolah, anggotanya adalah : Guru dan Kepala Sekolah dalam satu sekolah yang sama, penggerak komunitasnya adalah Kepala Sekolah Pengawas Sekolah Guru yang disepakati oleh anggota dalam sekolah;
  2. Komunitas Belajar antar sekolah : Guru / Kepala Sekolah / Pengawas Sekolah dalam satu gugus, dalam satu Kabupaten/Kota yang sama. Contohnya: Komunitas Guru Belajar Nusantara, PKG (dan gugus PAUD), MGMP/KKG, MKKS/KKKS, Komunitas Guru Penggerak, dll. Penggerak komunitasnya adalah Penggerak Komunitas atau anggota komunitas yang ditunjuk. Potensi Penggerak Komunitas:Mitra Pembangunan, Ketua-ketua komunitas belajar yang sudah ada, Guru atau Kepala Sekolah Penggerak, Guru Penggerak di Sekolah Penggerak, Guru Penggerak yang menyelesaikan modul kurikulum, perencanaan pembelajaran dan asesmen di PMM;
  3. Komunitas Belajar daring: Guru / Kepala Sekolah / Pengawas Sekolah yang belajar bersama dalam sebuah platform daring tertentu. Seperti: FB Group, WA Group, Telegram, dll.

Lihat : Panduan Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Melalui PMM

Ragam Aktivitas Komunitas Belajar

  • Berdiskusi tentang RPP/modul ajar dengan topik yang menantang buat murid, rubrik penilaian, asesmen, dan sebagainya;
  • Bertukar menilai hasil belajar murid;
  • Berbagi masalah pembelajaran yang dihadapi murid dan mendiskusikan alternatif pemecahan masalah bersama-sama;
  • Saling mengobservasi pembelajaran di kelas, dan melakukan refleksi hasil observasi bersama-sama;
  • Berbagi praktik baik yang telah dilakukan;
  • Melakukan penelitian tindakan kelas bersama terhadap masalah pembelajaran yang dihadapi;

Membentuk Komunitas Belajar dalam sekolah, apa yang harus dilakukan?

Komunitas belajar dalam sekolah terdiri atas sekelompok guru mata pelajaran, atau guru kelas, atau lintas kelas/lintas mata pelajaran atau tenaga kependidikan atau guru bersama tenaga kependidikan. Penjelasan komunitas belajar dalam sekolah pada panduan ini akan berfokus pada komunitas belajar guru mata pelajaran/kelas/lintas, belum pada tenaga kependidikan sekolah.

Di tahap awal membangun komunitas belajar dalam sekolah, disarankan melakukan langkah-langkah sederhana tetapi bermakna. Penjelasan dari setiap langkah diuraikan sebagai berikut.

1. Membentuk tim kecil

Kepala sekolah mengawali komunitas belajar dalam sekolah dengan membentuk tim kecil yang akan membantu kepala sekolah merealisasikan jalannya komunitas belajar dalam sekolah. Tim ini terdiri atas tim manajemen dan guru yang memiliki potensi menggerakkan rekan sesama guru, memiliki komitmen tinggi, dan keterampilan dalam memfasilitasi kegiatan komunitas belajar. Jumlah anggotanya sebaiknya tidak terlalu banyak, sepertinya maksimal 10 orang atau dapat disesuaikan dengan kondisi di sekolah. Pemilihan anggota dapat disesuaikan dengan kelompok mata pelajaran, atau disesuaikan dengan kebutuhan bersama. Jumlah anggota yang terlalu banyak dikhawatirkan akan tidak efektif untuk proses diskusi khususnya dalam mencocokkan jadwal pertemuan.

2. Telaah data hasil belajar murid

Kepala sekolah bersama dengan tim kecil melakukan telah data hasil belajar murid dengan mencermati dan merefleksikan rapor pendidikan, dan hasil belajar murid lainnya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kondisi belajar murid sebagai dasar penentuan fokus dan prioritas belajar guru di satuan pendidikan tersebut.

3. Melakukan sosialisasi dan penguatan tentang pentingnya komunitas belajar kepada seluruh warga sekolah, membuat komitmen bersama, dan menyepakati tata nilai

Pada tahapan ini, seluruh anggota melakukan penyamaan persepsi tentang kombel, menetapkan tujuan bersama (kompetensi yang diharapkan dikuasai guru melalui kombel), jadwal pertemuan, hal-hal yang ingin dibahas, serta tata nilai dalam kombel seperti hadir tepat waktu, saling menghargai, mengapresiasi dan lain-lain.
Setelah memahami pentingnya komunitas belajar dalam sekolah bagi pendidik, peningkatan kualitas pembelajaran murid dan pencapaian visi sekolah, kepala sekolah bersama seluruh GTK membuat komitmen bersama dan tata nilai dalam menjalankan komunitas belajar. Komitmen dan tata nilai sangat penting karena akan digunakan sebagai acuan GTK dalam berperilaku ketika belajar dalam komunitas. 

4. Memasukkan jam wajib belajar di komunitas belajar dalam jam efektif guru di sekolah. 

Menjadwalkan pertemuan diluar jam efektif sekolah tentu saja akan terasa memberatkan bagi guru. Nah, ini nih intervensi yang bisa dilakukan kepala sekolah pada saat menyusun jadwal mengajar guru. Di awal tahun ajaran baru nanti, guru-guru yang tergabung dalam satu komunitas belajar dijadwalkan memiliki jam wajib belajar mingguan minimal 1 JP pada hari efektif belajar. Perlu diingat, waktu diskusi yang terlalu panjang juga tidak efektif, dengan membatasi waktu pertemuan guru dituntut untuk dapat lebih optimal memanfaatkan waktu untuk berdiskusi.

5. Merealisasikan berbagi praktik baik dan Menciptakan suasana kombel yang ramah guru.

Di awal pertemuan guru dapat melakuakn refleksi atas ketercapaian target atau rencana tindaklanjut yang sudah ditetapkan pada pertemuan sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan topik yang disepakati, dan diakhiri dengan penetapan target minggu depan yang akan dicapai. Sebagai bukti administrasi dari pelaksanaan aktivitas diskusi yang telah dilakukan, guru dapat menuliskan hasil pertemuan dalam bentuk jurnal harian guru, notula, atau laporan singkat.