Pentingnya Komunitas Belajar dalam Implementasi Kurikulum Merdeka
6 Srategi Implementasi Kurikulum Merdeka tersebut adalah
1. Platform Merdeka Mengajar (PMM)
adalah wadah di mana guru dan kepala satuan pendidikan bisa mempelajari bagaimana memahami Kurikulum Merdeka, dengan cara mengakses pelatihan mandiri, mengakses dokumen Kurikulum Merdeka, perangkat ajar, asesmen, serta praktik baik.
2. Seri Webinar
Untuk memperkuat pemahaman terkait Kurikulum Merdeka,guru dan kepala satuan pendidikan dapat mengikuti Seri Webinar yang membahas seputar Kurikulum Merdeka.
3. Komunitas Belajar
Strategi Komunitas Belajar merupakan strategi yang memberdayakan dan menguatkan ekosistem guru. Pada komunitas belajar, guru dapat saling belajar, mengkonfirmasi pemahaman dan diskusi dari bahan PMM, webinar, atau panduan, serta berbagi praktik baik.
4. Narasumber Berbagi Praktik Baik
Untuk memperoleh inspirasi tentang bagaimana penerapan Kurikulum Merdeka, guru, kepala satuan pendidikan, atau penggerak komunitas dapat mengundang narasumber untuk berbagi praktik baik ke komunitas belajar maupun ke satuan pendidikan.
5. Helpdesk
Pusat Layanan Bantuan (Helpdesk) dapat guru atau kepala satuan pendidikan akses untuk mendapatkan jawaban yang tepat dan cepat jika mendapat kendala atau hal yang tidak ditemukan solusinya dalam panduan, PMM, komunitas belajar, atau FAQ yang tersedia.
6. Mitra Pembangunan
Bagi wilayah atau satuan pendidikan yang berada di bawah binaan mitra pembangunan, guru dan kepala satuan pendidikan dapat menjadikan mitra pembangunan sebagai fasilitator belajar yang dapat membantu dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.
Jadi sebenarnya komunitas belajar ini apa sih? bagaimana nya?siapa anggotanya? mengapa harus komunitas belajar? bedanya dengan MGMP, MKKS, KKG, K3S, PGTK, dan lain-lain itu apa? di komunitas ngapain aja? Nah, saya akan coba diskusikan pertanyaan ini satu persatu.
Apa itu komunitas belajar?
Berdasarkan Surat Edaran dari Dirjen GTK tentang optimalisasi Komunitas Belajar, disana disebutkan bahwa: "Komunitas belajar adalah sekelompok GTK yang belajar bersama, berkolaborasi secara terjadwal dan berkelanjutan dengan tujuan yang jelas serta terukur untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar murid".
Lebih lengkapnya bisa dikatakan:
Komunitas Belajar (Kombel) ini adalah sekelompok guru dan tenaga kependidikan, yang berdiskusi secara rutin dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran siswa, punya jadwal dan agenda pertemuan rutin. Karena fokusnya menyelesaikan permasalahan pembelajaran pada siswa, maka harus ada alat ukur keberhasilan aktivitas kombel. Alat ukur jangka pendeknya adalah peningkatan hasil belajar siswa, sedangkan alat ukur jangka panjangnya adalah peningkatan literasi, numerasi, dan hasil survey karakter pada rapor pendidikan sekolah.
Jenis Komunitas Belajar
- Komunitas Belajar dalam sekolah
- Komunitas Belajar antar sekolah
- Komunitas Belajar daring
Jenis Komunitas Belajar |
Poin penting komunitas belajar dan ragam aktivitas komunitas belajar
Poin penting komunitas belajar dan ragam aktivitas komunitas belajar |
Tiga Ide besar dan pertanyaan kunci komunitas belajar
Berfokus pada Pembelajaran
- Apa yang kita harapkan murid pelajari?
- Bagaimana kita tahu bahwa murid sudah belajar hal tersebut?
- Bagaimana respon kita jika ada murid yang tidak belajar?
- Bagaimana kita akan memperkaya materi untuk murid yang sudah mahir?
Membangun budaya kolaborasi dan komitmen bersama
Berorientasi pada Hasil (Pembelajaran Murid)
Siklus Belajar dalam Komunitas Belajar |
Siklus belajar dalam komunitas belajar menunjukkan bahwa kegiatan belajar dalam komunitas merupakan proses utuh dan berkelanjutan mulai dari refleksi awal sampai kembali lagi ke refleksi awal. Siklus ini memastikan hasil belajar dalam komunitas diimplementasikan dalam pembelajaran, dan refleksi dari implementasi pembelajaran menjadi bahan pembicaraan dalam komunitas agar terjadi perbaikan pembelajaran.
Membentuk Komunitas Belajar dalam sekolah, apa yang harus dilakukan?
1. Membentuk tim kecil
2. Telaah data hasil belajar murid
3. Melakukan sosialisasi dan penguatan tentang pentingnya komunitas belajar kepada seluruh warga sekolah, membuat komitmen bersama, dan menyepakati tata nilai
4. Memasukkan jam wajib belajar di komunitas belajar dalam jam efektif guru di sekolah.
5. Merealisasikan belajar bersama dan berbagi praktik baik dan Menciptakan suasana kombel yang ramah guru.
Sebenarnya proses diskusi ini sudah dilaksanakan di sekolah, hanya saja mungkin belum menjadi kebiasaan rutin pada beberapa sekolah. Agar kebiasaaan rutin ini menjadi budaya, makanya kelompok belajar ini coba diformalkan dengan istilah komunitas belajar. Ga sulit kok. Terasa sulit dan riweuh karena kita belum kenal dan belum melaksanakan prosesnya saja. Namanya juugua membangun budaya. Untuk mendapatkan kondisi ideal tentu harus dilakukan secara bertahap, tapi jika tidak dimulai dari sekarang kapan lagi?
Posting Komentar